Google+

Kopi Radix Wahida

Saatnya Anda menjaga kebugaran tubuh dengan menikmati secangkir ramuan kopi dan herbal berkhasiat. Mengandung pasak bumi yang dipercaya sejak dulu dapat meningkatkan stamina.

Belanja Online Mudah dan Aman

Kami dapat menjamin bahwa produk-produk yang kami jual sudah mendapat izin BPOM dan halal. Ini bukan penipuan atau penjebakan.

Habbasauda Extra Propolis

Habbasauda extra propolis diproses secara Cool Pressed kemudian dikemas dalam bentuk softgel untuk menjaga keutuhan kandungan nutrisi.

Rossen-T

Perhatikan tubuh cantik Anda! Masih idealkah bentuk tubuh Anda? Anda ingin tetap terlihat cantik dan ramping? Rahasianya ada di Rossen-T

Omega 3 Fish Oil

Dapatkan pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit bersama suplemen Omega 3 Fish Oil.

Nirdiab

Terbuat dari bahan herbal pilihan, Nirdiab menjadi pilihan tepat untuk menurunkan gula dalam darah Anda serta meringankan penderita diabetes (kencing manis).

Terapi Bekam (Ijamah)

Produk-produk Wahida telah dipercaya serta digunakan secara luas selama bertahun-tahun untuk mengatasi masalah kesehatan dengan cara pengobatan Thibbun Nabawai.

Spirulina

Spirulina Wahida dikembangkan dari Spirulina platensis yang aman dikonsumsi semua umur dan memiliki kandungan gizi tinggi, diproduksi dengan standar kualitas yang terjaga dan higienis.

Tampilkan postingan dengan label produk herbal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label produk herbal. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Februari 2013

Jika minum Jamu harus perhatikan ini

Saat ini masih banyak ditemukan jamu-jamu yang mengandung bahan baku obat sehingga bisa menimbulkan bahaya. Jika masyarakat memang ingin mengonsumsi jamu, sebaiknya perhatikan hal-hal ini.

Berdasarkan hasil survei Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) selama bulan Januari 2013 menunjukkan bahwa jamu dengan kandungan BKO (Bahan Kimia Obat) yang sempat ditarik Badan POM masih ada di pasaran. Survei tersebut dilakukan di 5 kota besar Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya dan Surabaya.

"Himbauan untuk masyarakat hati-hati terhadap iming-iming iklan dan iming-iming promosi daripada bahan baku jamu ini," ujar dr Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes, direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, Komplementer, Direktorat jenderal Bina Gizi dan KIA Kemenkes, disela-sela acara pelantikan eselon I dan II Kemenkes, di Gedung kemenkes, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (3/2/2013).

dr Abidinsyah menyarankan untuk perhatikan betul produk jamu dan sebaiknya jamu berasal dari industri yang lazim dan sudah biasa didengar, karena jika tidak jelas, siapa yang menjamin tidak adanya percampuran jamu dengan bahan baku obat.

"Jangan yang asal-asalan, perhatikan no registrasi POM nya. Jika jamu dan obat tradisional ini sudah punya izin edar maka harus dipantau terus peredarannya di lapangan," ungkap dr Abidinsyah.

dr Abidinsyah menjelaskan untuk perizinan tetap melalui dinas kesehatan kabupaten/kota melalui balai POM daerah, namun nantinya tetap ke pusat jika menyangkut bahan-bahan obat-obatan.

Untuk itu jika masyarakat ingin mengonsumsi jamu sebaiknya jangan diperoleh dari tempat sembarangan. Perhatikanlah kemasannya dan benar-benar terdapat no reg BPOM, sehingga jika ada masalah bisa diadukan dan bahkan digugat.

"Soal kesehatan jangan ada kompromi harus benar-benar aman, bermutu dan berkualitas, harus benar-benar diawasi dan masyarakat berhati-hati menggunakan bahan baku jamu," tutur dr Abidinsyah.

Sumber : detik.com

Sabtu, 24 September 2011

Cara Aman Konsumsi Obat Herbal

Konsumsi obat-obatan herbal tampaknya kian populer di tengah pengobatan modern. Dari ragam jenisnya, ada jamu, obat herbal terstandar, serta fitofarmaka yang dikembangkan dengan bantuan pengawasan dari pemerintah.

Jika dibandingkan dengan obat-obatan medis, cara kerja herbal memang lebih lambat. Jika hanya dikonsumsi sekali dua kali, belum tentu khasiatnya terasa. Minimal, obat-obatan herbal ini dikonsumsi selama satu minggu agar khasiatnya benar-benar terasa.

Meski khasiatnya bekerja lambat seorang Ahli Herbal dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, APT, memastikan bahwa obat-obatan herbal cukup efektif menyembuhkan sakit tanpa efek samping yang berbahaya.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan khasiat obat herbal ini berkurang jika penyimpanannya tidak benar. Usahakan, menyimpan obat-obatan herbal jauh dari pancaran sinar matahari dan tempat kering. Perhatikan pula batas kedaluarsanya.

“Jamu merupakan herbal sederhana yang banyak dikonsumsi masyarakat. Agar aman dan terhindar dari bahaya, usahakan membeli produk jamu tidak sembarangan,” katanya.

Pilih produk jamu yang memiliki nomor registrasi terdaftar di Badan POM. Tapi waspadalah karena banyak nomor pendaftaran yang dipalsukan. “Ingat, produk jamu belum pernah diuji secara praklinik, jadi hati-hati saat mengonsumi produk jamu kemasan,” katanya.

Sementara itu, untuk obat-obatan herbal terstandar, meski telah lulus uji praklinik pada hewan dan telah diuji keamanan toksisitasnya pada hewan, produk-produk ini belum pernah diuji langsung pada manusia. Untuk itu, akan lebih aman, jika Anda mengonsumsi obat herbal fitofarmaka, yang dijamin telah lulus uji praklinis dan sudah diuji pada manusia. Statusnyapun sudah sama seperti obat modern.

Lalu, bagaimana jika dikonsumsi bersamaan dengan obat medis atau obat sintetik?

Secara umum, obat-obatan herbal tidak memiliki efek samping, kecuali jika dikonsumsi bersamaan dengan obat modern atau obat-obatan yang mengandung bahan kimia sintetis. "Untuk itu, dianjurkan saat mengonsumsi obat herbal dengan obat sintetik diberi jeda waktu, tidak dikonsumsi secara berbarengan,” katanya.

Benarkah obat herbal seperti jamu bisa menyebabkan ginjal? “Bukan herbalnya yang tidak memenuhi syarat, bisa menyebabkan efek samping karena pengolahannya yang salah, ditambah dengan obat sintetik yang berlebihan, inilah yang bisa menimbulkan efek samping,” katanya.

Untuk itu, yang penting diperhatikan saat membeli produk herbal:

1. Harus dilihat apakah sudah terdaftar di BPOM dengan ciri adanya logo jamu dengan nomor pendaftaran yang tertera pada kemasan

2. Lihat kondisi kemasan, jika terlihat mencurigakan, misalnya ada kesalahan cetak dalam kemasan, Anda perlu curiga. Lihat pula isi kemasan di dalamnya, usahakan segel kemasan tertutup rapat
 
3. Jangan membeli produk herbal sembarangan, dan jangan terlalu cepat percaya pada produk herbal yang bisa dengan cepat memberikan khasiat. Usahakan membeli produk herbal di toko obat resmi atau apotek.

Sumber : vivanews.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...